Thursday, May 16, 2013

Manfaat Tambahan Pil Kontrasepsi

Manfaat Tambahan Pil Kontrasepsi .
Manfaat Tambahan Pil Kontrasepsi

SETIAP tahun Indonesia mengalami kenaikan jumlah penduduk. Kekhawatiran akan ledakan penduduk pun tak dapat dihindari. Sayangnya, perhatian masyarakat untuk mengikuti program KB masih amat rendah, meski banyak manfaat yang ditawarkan.

Hasil sensus 2010 menunjukkan penduduk Indonesia saat ini berjumlah 237,6 juta jiwa. Angka ini naik sebesar 32,5 juta dalam kurun waktu 10 tahun dibanding hasil sensus pada 2000 yang berjumlah 205,1 juta jiwa. Karenanya, ancaman ledakan penduduk pun menghantui negara ini. “Padahal, target kita di BKKBN pada 2014 pertumbuhan penduduk dapat ditekan menjadi 1,14 persen,” kata Direktur Jaminan & Pelayanan KB BKKBN Setia Edi M Kes.

Saat ini angka pasangan usia subur (PUS) yang tidak memakai kontrasepsi di Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 10 persen atau 5 juta dari jumlah total PUS yang sebesar 56 juta. Angka keguguran juga setali tiga uang, yaitu sebesar 3 juta tiap tahunnya. Demikian pula angka kelahiran yang masih mencapai 5 juta per tahun.

Laju pertumbuhan penduduk yang makin mencemaskan tentu mengharap kesadaran masyarakat untuk mulai aktif menggunakan kontrasepsi. Terlebih lagi kini sudah banyak jenis kontrasepsi yang memudahkan wanita untuk memilih. Prof dr Firman Lubis MPH selaku ketua Koalisi Untuk Indonesia Sehat mengatakan, pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya diserahkan penuh kepada perempuan. “Tergantung pada kebutuhan dan selera si ibu,” ujarnya.

Ada tiga macam metode kontrasepsi, yaitu metode hormon yang mencakup penggunaan pil, sistem IUS, implant, dan cincin vagina; metode barrieryang mencakup alat intrauterine (IUD, coil), dan penggunaan kondom; serta metode alternatif yakni sterilisasi baik pria maupun wanita, pencabutan ketika bersanggama, dan keluarga berencana alami.

Di antara jenis alat kontrasepsi, penggunaan pil terbilang yang paling mudah sebab tidak perlu pergi ke bidan atau dokter. Saat pertama kali diluncurkan, pil kontrasepsi hanya digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Seiring dengan waktu dan riset yang dilakukan bertahun-tahun, pil kontrasepsi modern menawarkan manfaat kesehatan yang lebih luas selain mencegah kehamilan.

“Seperti mengatasi jerawat, gejala-gejala pramenstruasi, dan pendarahan hebat saat menstruasi,” kata Prof dr Biran Affandi SpOG (K) saat konferensi pers peringatan World Contraception Day (WCD) 2010 yang diadakan Bayer Schering Pharma Indonesia di Citywalk beberapa waktu lalu.

Biran menjelaskan, pil kontrasepsi bekerja di dua tempat, yakni di otak dan sekeliling rahim, tubafalopi, dan uterus. “Hormon membuat tubuh menyangka bahwa telah terjadi kehamilan, jadi pembuahan tidak terjadi,” ujar Ketua Asia Pacific Council on Contraception (APCOC) ini.

Kontrasepsi hormon menghambat dua hormon kunci penyebab terjadinya pembuahan. Pertama mencegah lepasnya hormon yang berperan dalam pematangan sel telur. Ditambah lagi, pil mencegah lepasnya Luteinizing Hormone (LH). Zat tersebut normalnya menyebabkan lepasnya sel telur matang yang siap dibuahi di tengah masa siklus. Produksi natural dari kedua hormon tersebut dimulai ketika tingkat progesteron dan estrogen sedang rendah.

Tetapi berhubung kedua zat itu ada dalam pil kontrasepsi, siklus produksi tidak dapat dimulai. Estrogen dalam pil kontrasepsi membuat stabilnya siklus 28 hari tanpa adanya pendarahan sebelum menstruasi dan mencegah lepasnya kedua hormon itu. Progestin mencegah penebalan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi, jadi pembuahan tidak terjadi. Selain itu, lendir di leher uterus (serviks) menjadi kental sehingga sperma tidak bisa menembusnya. Perempuan pun bisa mendapat manfaat tambahan dari penggunaan pil kontrasepsi ini.

Di samping manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya, pil kontrasepsi dapat mengurangi risiko pembentukan kista dalam rahim dan payudara, serta menurunkan risiko tumor dan kanker. Bagaimana mekanismenya? Biran menjelaskan, pil kontrasepsi bekerja menekan terjadinya ovulasi dan mengurangi aktivitas ovarium sehingga risiko kanker pun menurun. Pil ini pun membuat lendir di leher rahim menjadi lebih kental sehingga mencegah masuknya spermatozoa dan kuman-kuman penyebab infeksi kelamin yang lain.

Di samping itu, risiko kanker rahim dapat ditekan karena pil ini mencegah terjadinya gerakangerakan selaput saluran telur dari otot polos yang tinggi. Menurut Biran, banyak yang ragu untuk menggunakan pil kontrasepsi dengan alasan dapat berisiko tinggi terkena kanker, tentunya hal ini tidak terbukti. Terlebih lagi kandungan hormon dalam pil telah dikurangi dalam 40 tahun terakhir. Jadi, perbandingan antara estrogen dan progestin telah berubah sehingga efek samping yang tidak diinginkan pun dapat semakin diminimalisasi.

Pil kontrasepsi sangat mudah digunakan. Cukup mengonsumsinya dengan waktu yang sama setiap hari. Keteraturan adalah hal yang penting, karena jika tidak, keseimbangan hormon akan terganggu. Biasanya wanita akan mulai menggunakan pil tersebut di hari pertama haid dan dilanjutkan selama 21 hari. Lalu akan dihentikan selama satu minggu. Biran menyarankan mereka yang tertarik mengonsumsi pil ini untuk berkonsultasi ke dokter lebih dahulu.

Sumber:

No comments:

Post a Comment