Sunday, April 28, 2013

Efek Khitan Terhadap Seks

Efek Khitan Terhadap Seks.
Efek Khitan Terhadap Seks

Dalam kehidupan seorang muslim, khitan adalah wajib hukumnya bagi laki-laki. Selain sebuah perintah yang wajib hukumnya bagi laki-laki dalam hukum Islam. Khitan memiliki maksud dan tujuan yang dapat diterima oleh logika. Salah satu tujuannya adalah untuk kesehatan dan kebersihan. Selain itu bagi laki-laki yang berkhitan akan berdampak langsung terhadap kehidupan seksnya.Pada beberapa studi awal untuk mempelajari efek khitan terhadap fungsi seksual, dua penelitian terbaru memberikan hasil yang berlawanan dan memberikan bukti untuk mendukung kedua pihak yang berdebat mengenai prosedur ini. Dalam sebuah penelitian, para peneliti dari University of North Carolina yang dipimpin oleh Dr. Kenneth Fink menunjukkan bahwa pria dewasa yang melakukan khitan melaporkan penurunan baik pada fungsi ereksi dan sensitivitas penis setelah prosedur tersebut.

Sementara pada penelitian lain, berdasarkan hasil dari kelompok pasien yang lebih kecil, Dr. Sean Collins dari Louisiana State University dan timnya menemukan bahwa pria dewasa yang baru saja dikhitan melaporkan tidak adanya perbedaan pada fungsi seksual setelah prosedur tersebut.

Fink dan timnya juga mencatat, meskipun melaporkan penurunan dalam fungsi seksual mereka, 62% pria tersebut mengatakan kalau mereka puas dengan hasil prosedur ini. Dalam dua penelitiannya, kebanyakan pria menjalani prosedur ini untuk perawatan kondisi medisnya, seperti fimosis, suatu kondisi dimana kulit luar tidak dapat ditarik melewati kepala penis.

Akhir-akhir ini, sebuah perdebatan berlangsung mengenai prosedur ini, dengan satu pihak menekankan penurunan jumlah infeksi dan PMS diantara pria yang dikhitan dan di pihak lain menekankan rasa sakit serta stress yang ditimbulkan terhadap seorang bayi saat di khitan, selain komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh prosedur ini. Saat ini the American Academy of Pediatrics menganggap keuntungan medis potensial dari khitan pada pria tidaklah terlalu penting untuk sampai direkomendasikan agar semua anak laki-laki dikhitan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fink dan timnya, para peneliti meneliti 123 pria yang telah dikhitan untuk membandingkan fungsi dan kenikmatan seksual yang mereka rasakan sebelum dan sesudah di khitan, sementara penelitian Collins dan rekan-rekannya berdasarkan survei terhadap 15 pria yang dilakukan khitan pada saat sebelum dan 12 minggu setelah prosedur.

Sumber:

Berkomentar terhadap penelitian Collins kepada Reuters Health, Fink menjelaskan kalau berbicara kepada pasien sebelum dan setelah prosedur merupakan cara yang lebih baik untuk mengukur perubahan, tapi kalau hanya terhadap 15 pasien merupakan jumlah yang terlalu kecil untuk mendeteksi apapun kecuali perbedaan ukuran.

Fink menambahkan bahwa kedua penelitian ini memiliki kelemahan yaitu mereka meneliti perubahan fungsi seksual pada orang dewasa setelah melakukan khitan dimana, pada banyak kasus, melakukan khitan untuk memperbaiki masalah medis mereka. Konsekuensinya, Fink menjelaskan bahwa laporan seorang pria akan kenikmatan dan fungsi seksualnya mungkin dipengaruhi oleh kondisi medis yang ditandai oleh khitan.

Dengan alasan ini, Fink mengatakan, seseorang dapat menduga para partisipan penelitian untuk melaporkan peningkatan dalam fungsi seks setelah dikhitan, yang bisa jadi disebabkan perbaikan kondisi medisnya. Namun, penurunan fungsi seksual, seperti yang dilaporkan dalam penelitian Fink, menunjukkan kalau mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi perubahan ini, katanya.

Sebagai penjelasan mengenai mengapa pria dalam penelitiannya melaporkan kepuasaan yang tinggi meskipun ada penurunan dalam fungsi seksualnya, Fink mengatakan kalau beberapa orang merasa senang akan penurunan sensitifitasnya, yang memungkinkan mereka untuk menunda orgasme dan lebih baik dalam memuaskan pasangannya. Fink mencatat kalau laporan pria akan kepuasaan seksualnya tergantung banyak faktor. “Ini berarti berbeda untuk tiap pria,” katanya, “Secara keseluruhan, tampaknya cukup berharga bagi mereka untuk menjalani khitan ini.”

Fink menekankan kalau penelitian mengenai khitan pada orang dewasa tidaklah dapat langsung diaplikasikan pada bayi yang baru lahir. Tapi mungkin dapat menjadi pertimbangan orang tua saat memutuskan untuk menyunat anaknya.

No comments:

Post a Comment